>Bolehkah ML saat haid? Sejumlah penelitian menyebutkan tak ada akibat apapun bila melakukan ML saat haid. Namun sejumlah penelitian lain menunjukkan hasil berbeda.
Dalam sebuah penelitian yang menyertakan hampir 200 pasangan suami-istri yang mengaku biasa ML saat menstruasi, hasilnya tidak ada akibat buruk yang mereka alami. Baik di pihak istri maupun suami. Mereka merasa sehat, mempunyai anak dan tidak mengalami gangguan apapun yang dikaitkan dengan menstruasi.
Dari segi kesehatan seksual sebenarnya ML pada saat haid tidak dilarang. Larangan atau ketakutan melakukan ML dianggap mitos belaka, yang berpangkal dari ketidakmengertian pada masa lalu. Pada masa lalu, bahkan masih tersisa pada masa kini, darah haid dianggap darah kotor.
Bahkan, pada masa lalu, wanita haid harus diasingkan karena dianggap dapat menularkan penyakit kepada orang lain. Wajar kalau muncul anggapan salah bahwa hubungan seksual saat haid tidak boleh dilakukan.
Peristiwa haid adalah peristiwa normal yang terjadi di bawah pengaruh hormon. Darah haid bukanlah darah kotor. Perdarahan haid terjadi di dalam rahim, bukan di dalam Mrs V.
ML berlangsung di dalam Mrs V, bukan di dalam rahim. Banyak pasangan yang ML pada saat haid, dan ternyata tidak mengalami akibat buruk apa pun.
Namun tentu tidak semua pasangan mau melakukan ML pada saat haid. Ini dapat dimengerti karena bagi banyak orang, keluarnya darah haid secara estetika kurang mendukung untuk melakukan ML.
Sementara hasil penelitian lain menyimpulkan seorang perempuan disarankan untuk tidak ML saat haid. Rahim seorang perempuan yang sedang menstruasi berisi luruhan lapisan endometrium yang terdiri dari darah dan sel-sel kelenjar endometrium. Sehingga bila perempuan itu ML, maka ada beberapa risiko yang mungkin terjadi.
Pertama adalah risiko terjadinya infeksi organ reproduksi. Pada saat menstruasi karena adanya darah yang turut keluar, mengundang datangnya kuman-kuman, karena kuman sangat menyenangi darah sebagai media pertumbuhan mereka.
Saat ML, terjadi friksi-friksi pada dinding Mrs V yang memungkinkan terjadinya luka atau lecet pada dinding Mrs V. Dengan adanya luka atau lecet itu, kuman yang jumlahnya sedang meningkat mudah masuk ke organ reproduksi. Ini menyebabkan infeksi organ reproduksi yang nantinya akan menyebabkan berbagai keluhan termasuk ketidaksuburan.
Kedua adalah risiko terjadinya endometriosis. Pada saat ML, apalagi jika mengalami orgasme, terjadi kontraksi dari organ-organ reproduksi, termasuk rahim. Kontraksi itu mendorong darah menstruasi masuk ke rongga perut melalui tuba atau saluran telur.
Darah yang mengandung sel-sel endometrium yang telah masuk ke rongga perut atau tuba dapat tumbuh dan memperbanyak diri di tempat itu, dan ikut memproduksi darah pada saat menstruasi selanjutnya. Ini disebut endometriosis. Hal ini dapat mengurangi kesuburan, apalagi bila menutupi saluran telur.
Menyimak kedua risiko di atas, maka sangat tidak disarankan bagi seorang perempuan untuk ML saat menstruasi.
Baca Juga yang ini
Ingin melakukan copy paste artikel pada blog ini ? Kami sangat tidak keberatan tentunya dengan syarat mencantumkan Url dari blog ini.
0 komentar: